Wajar saja, sebagian orang yang tidak suka kepada kesucian islam akan
bersorak senang. Aspirasi kebenciannya sebulan lalua ada yang
menyuarakan, Akan ada yang sumringah wajahnya ketika film atau ejekan
kata-kata itu, menurut mereka membuat Rasulullah Muhammad terhinakan. Tertawa mereka semakin besar, ketika umat ini bereaksi terhadap olok-olok mereka.
Mungkin saja mereka merasa berhasil. Kalau tujuannya untuk menyakiti umat islam, mereka boleh mengatakan berhasil. Tapi mereka lupa, sungguh lupa. Bahwa panasnya hati kita, tidak bisa di samakan panasnya hati mereka. jelas panas hati lantaran kedengkian beda level dengan panas hati yang berasal dari keimanan. jelas panas hati karena ambisi menyakiti, tak sepadan dengan panas hati karena kecintaan. Lebih beda lagi kalau dibawa kedalam perspektif uluhiyah, bahwa panas hati yang di ridhai Allah tak pantas disamakan dengan panas hati yang di murkai-NYA. "Dalam hati mereka ada penyakit, lalu di tambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta". (QS. Al Baqarah : 10)
Mungkin saja mereka terlihat tertawa, tapi sungguh amarah mereka dakam hatinya lebih tak terkira. "dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): matilah kamu karena kemarahanmu itu". (QS. Ali Imran : 119)
Sedangkan kalau tujuan penghinaan itu adalah mempengaruhi agar kita meragukan kerasulan Muhammad, mereka keliru besar. Apakah mereka tak belajar dari sejarah?.!. Bagaimana para nabi membawa kebenaran makin mulia justru saat dihina. Semakin dicinta saat dinista. Semakin diikuti par pemilik hati ketika para buruk peranggai itu menaruh benci. Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, Nabi Muhammad adalah kekassih Allah yang bukan rahasia lagi, sudah "kenyang" oleh hinaan dan penistaan. "Dan tidak datang seorang rasul pun kepada mereka, melainkan mereka selalu memperolok-oloknya." (QS. Al Hijr : 11)
Maka keliru besar. Karena semakin Rasulullah dihina, maka akan semakin banyak yang meningkatkan cintanya. Ada yang semakin berani dan bangga meningkatkan keislamannya. Banyak yang sholawatnya semakin panjang dari biasanya. Ada yang semakin teguh menjalankan sunnahnya. Ada yang tumpahan air matanya saat ziarah haji menjadi. Ada orang-orang islam yang selama ini hampir lupa dengan beliau, kembali menghadirkan kemuliaan beliau dalam benaknya. Dan satu lagi, ada saudara-saudara yang tidak seiman tertarik untuk belajar agama Muhammad ini. Lalu mendalami, lalu menemukan kebenaran ini. Lalu berislam. Dan itu banyak.