Membuat gamang memang. Ketika kepimilikan harta, diperbandingkan dengan beratnya hisab. Semakin besar amanah harta, semakin berat hisabnya. Kelak, orang-orang yang berharta tidak hanya ditanya dari mana harta diperoleh, tapi juga untuk apa dan kemana harta itu dipakai.
Tidak ada yang salah dari nasihat atau peringatan tersebut. Yang demikian membuat kita lebih hati-hati dalam urusan harta. Selebihnya tdak boleh kita menafsirkan sebagai langkah mundur. Yaitu menyimpulkan sebaiknya orang mukmin jadi orang miskin saja. Yaitu menganggap seolah orang yang memiliki kelapangan harta punya probabilitas masuk surga lebih kecil dari pada orang yang kekurangan harta. Rute orang berharta menuju surga lebih sukar, apakah demikian?..
Sedemikian tidak adilnya kalau orang yang memiliki kelapangan harta adalah orang yang bertaqwa, kemudian masih susah masuk kedalam surga. Betapa itu bertentangan dengan "jalan mudah" yang pernah dijanjikan-NYA: "Adapun orang yang memberikan (hartanya dijalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah".(QS. Al Lail: 5-7).
Sebagaimana orang miskin yang sabar telah mendapatkan keutamaan, orang kaya yang bersyukur pun demikian adanya. Sebagaimana sebuah ilmu yang disampaikan, demikian sebuah harta yang disedekahkan. Sama-sama bisa menjadi kendaraan menuju surga.
Surga menyaratkan yang masuk kedalamnya adalah orang-orang baik.Yang tidak baik atau yang kebaikannya lebih sedikit daripada keburukannya, tempatnya adalah Neraka kecuali Allah mengampuninya. Mari kita salah satu rujukan kriterian menjadi manusia baik. Bahkan tidak hanya baik, tapi menjadi manusia yang terbaik. Siapa manusia yang terbaik?.. "Manusia Terbaik", sabda rasulullah suatu ketika, "adalah mereka yang paling banyak memberi manfaat bagi manusia lainnya". (HR. Bukhari).
Bermanfaat seperti apa persisnya?.. Setidaknya ada tiga jalan seseorang bisa menjadi bermanfaat bagi orang lain. Yaitu bermanfaat dengan ilmunya, raga atau tenaganya, dan melalui hatinya. ketiga-tiganya dengan sangat gampang, terperinci dan berulang-ulang disebutkan didalam Al-Qur'an. dan tidak akan kesulitan dalam menemukan frase-frase seperti: "serulah", "perintahlah", "berjihadlah", "berperanglah", didalam Al-Qur'an. Semua mewakili tiga jalan kemanfaatan diatas.
Bermanfaat seperti apa persisnya?.. Setidaknya ada tiga jalan seseorang bisa menjadi bermanfaat bagi orang lain. Yaitu bermanfaat dengan ilmunya, raga atau tenaganya, dan melalui hatinya. ketiga-tiganya dengan sangat gampang, terperinci dan berulang-ulang disebutkan didalam Al-Qur'an. dan tidak akan kesulitan dalam menemukan frase-frase seperti: "serulah", "perintahlah", "berjihadlah", "berperanglah", didalam Al-Qur'an. Semua mewakili tiga jalan kemanfaatan diatas.
begitulah ceritanya semoga bermanfaat. Wallahu A'lam Bisshowwab...